Sabtu, 03 Januari 2015

PENGERTIAN INTELEGENSI Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Wangmuba, Materi Psikologi, Psikologi Umum, Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut Bakat atau Aptitude. Karena suatu tes inteligensi tidak dirancang untuk menyingkap kemampuan-kemampuan khusus ini, maka bakat tidak dapat segera diketahui lewat tes inteligensi.(sumber: iqeq.web.id) intelegensi menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru. Berbagai macam tes telah dilakukan oleh para ahli untuk mengetahui tingkat intelegensi seseorang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat intelegensi seseorang. Oleh karena itu banyak hal atau faktor yang harus kita perhatikan supaya intelegensi yang kita miliki bisa meningkat. (http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/intelegensi.html) Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya. William Stern berpendapat bahwa intelegensi sebagian besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau lingkungan tidak begitu berpengaruh kepada intelegensi seseorang. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa: a. Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang). b. Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”. c. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan. d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu. Ciri-ciri intelegensi yaitu : 1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung). 2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. Menurut English & English dalam bukunya " A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms" , istilah intellecct berarti antara lain : (1) Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ; (2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir ( misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan (3) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan intelligence. Intelligence =intellect). menurut kamus WebssterNew Worid Dictionary of the American Language, istilah intellect berarti: 1) kecakapan untuk berpikir, mengamati atau mengerti; kecakapan untuk mengamati hubungan-hubungan, dan sebagainya. Dengan demikian kecakapan berbeda dari kemauandan perasaan, 2) Kecakapan mental yang besar,sangat intellegence, dan 3) Pikiran atau inteligensi. Jadi istilah inteligensi menurut para ahli diantaranya menurut Wechler (1958) mermuskaan intelligensi sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Intelegensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan intelegensi (kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia tertentu secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial (Standfort revision benet test). Dengan menggunakan hasil pengukuran test inteligensi yang mencakup general (Infomation and Verbal Analogies, Jones and Conrad (Loree, 1970 : 78) telah mengembangkan sebuah kurva perkembangan Inteligensi, yang dapat di tafsirkan anatara lain sebagai berikut : 1). Laju perkembangan Inteligensi pada masa remaja-remaja berlangsung sangat pesat, 2). Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis kecakapan khusus tertentu (Juntika N, 137-138). Ditinjau dari perkembangan kogninif menurut piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja, secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak dengan kata lain, berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada berfikir kongkrit. Sementara proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaannya dari mulai usia 12 – 20 tahun. Pada usia 16 tahun berat otak sudah menyamai orang dewasa. Sistem syaraf yang memproses infprmasi berkembang secara cepat pada usia ini. Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syarat, lobe frontal, yang berfungsi sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi, yaitu merumuskan perencanaan strategis, atau mengambil keputusan. Lobe frontal ini terus berkembang terus sampai usia 20 tahun atau lebih. Perkembangan lobe frontal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan intelektual remaja, seperti pada usia 12 tahun walaupun secara intelektual remaja itu termasuk anak berbakat atau pintar. Namun belum bijaksana, maksudnya remaja tersebut mampu memecahkan masalah secara benar, tetapi tidak seterampil remaja yang lebih tua usianya. Yang menunjukkan wawasan atau perspektif yang luas terhadap masalah tersebut (Sigelman & Shaffer, 1995) Pada periode kongkrit, anak mungkin mengartikan sistem keadilan dikaitkan dengan polisi atau hakim, sedangkan remaja mengartikannya sesuatu yang abstrak, yaitu sebagai suatu aspek kepedulian pemerintah terhadap hak-hak warga masyarakat yang mempunyai interes remaja. Adapun pembahasan mengenai inteligensi itu secara teknis pada pokoknya dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : 1). Pembahasan mengenai sifat hakekat inteligensi, dan 2). Pembahasan mengenai penyelidikan inteligensi itu Hal yang sama lebih bersifat teoritis-konsepsional, sadang hal yang kedua lebih bersifat teknis metodologisnya. Dalam pada itu harus diingat bahwa penggolongan seperti yang dikemukakan itu hanyalah bersifat teknis bukan prinsip. Sebab kedua hal itu pada hakekatnya tidak dapat di pisah-pisahkandengan tajam. Inti persoalan daripada sifat hakikat inteligensi itu dirumuskan dengan pertanyaan : Apakah inteligensa itu ? Pertanyaan ini justru dalam bentuknya yang demikian itu, menjadi obyek diskusi yang hangat bagi banyak ahli-ahli psikologi, terutama disekitar tahun-tahun 1900-1925. Persoalannya sendiri sudah tua sekali, lebih dari padaitu psikologi itu sendiri, karena hal tersebut telah di bahas oleh ahli-ahli filsafat dan kemudian ahli-ahli biologi sebelum psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri ahli. (J.S.Suriasumantri, 2004 : 122). Menurut konsepsi inteligensi ini adalah persatuan (kumpulan yang di persatukan) daripada daya-daya jiwa yang khusus. Karenna itu pengukuran mengenai inteligensi juga dapat di tempuh dengan cara mengukur daya-daya jiw khusus itu, misalnya daya mengamati, daya mereproduksi, daya berfikir dan sebagainya. (J.S.S : 2004 : 125). Konsep-konsep yang timbul dari keyakinan, bahwa apa yang di selidiki (di test) dengan testinteligensi itu adalah inteligensi umum. Jadi inteligensi di beri defenisi sebagai taraf umum yang mewakili daya-dayakhusus. B. Hubungan Intelek Dengan Tingkah Laku Kemampuan berfikir abstrak menunjukka perhatian seseorang terhadap kejadian dan peristiwa yang tidak kongkrit, misalnya ; pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh didepannya. Bagi remaja, corak perilaku pribadinya dihari depan, dan corak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstrak akan berperan dalam perkembanangan kepribadiannya. Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini (yang diakibatkan kemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa. Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam pikirannya. 1. Cita-cita dan idialisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh, dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan. 2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka egosentrisme berkurang. Pada akhirnya pengaruh egosentrisitas pada remaja sudah sedemikian kecilnya, sehingga berarti remaja sudah dapat berfikir abstrak dengan mengikut sertakan pandangan dan pendapat orang lain. C. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja Intelegensi pada remaja tidak mudah diukur karena tidak mudah terlihat perubahan kecepatan perkembangan kemampuan tersebut. Pada umumnya tiga sampai empat tahun pertama menunjukkan perkembangan kemampuan yang hebat, selanjutnya akan terjadi perkembangan yang teratur. Pada masa remaja kemampuan untuk mengatasi masalah yang majemuk bertambah. Pada masa awal remaja, kira-kira pada usia 12 tahun, anak berada pada masa yang disebut " Masa oerasi formal" (berfikir abstrak). Pada masa ini remaja telah berfikir dengan mempertimbangkan hal yang mungkin; disamping hal yang nyata (riil) (Gliedmen, 1986 : 475-475) Pada usia remaja ini anak sudah dapat berfikir abstrak dan hitotek. Dalam berfikir operasional formal, setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu ; 1. Sifat deduktif hipotesis, 2. berfikir opersional juga berfikir kombinatoris. 1. Sifat Deduktif Hipotesis Dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoritik. Yang menganalisis masalah dan mengajukan cara-cara penyelesaian hipotesis yang mungkin. Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif disamping deduktif. Oleh sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaian. Analisis teoritik ini dapat dilakukan secara verbal. Anak lalu mengajukan pendapat-pendapat atau prediksi tertentu, yang juga disebut proporsi-proporsi. Kemudian mencari hubungan antra proporsi Yang berbeda-beda tadi.Berhubungan itu maka berpikir operasional juga disebut proposisional. 2. Berpikir Operasional juga Berpikir Kombinatoris Sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan cara melakukan analis. Misalnya anak diberi lima buah gelas berisi cairan tertentu. Anak yang berpikir operasional formal, lebih dahulu Suatu kombinasi cairan ini membuat cairan tadi berubah warna. Anak diminta untuk mencari kombinasi ini. Secara teoritik membuat matriksnya mengenai segala macam kombinasi yang mungkin, secara sistematik mencoba mengisi setiap sel matriks tersebut secara empiris.Bila ia mencapai penyelesaian yang betul, mak ia juga akan segera dapat memproduksi. Seorang remaja dengan kemampuan berpikir normal tetapi hidup dalam lingkungan atau kebudayaan yang tidak merangsang cara berpikir, misalnya tidak adanya kesempatan untuk menambah pengetahuan, pergi ke sekolah tetapi tidak adanya pasilitas yang dibutuhka, maka remaja itu sampai dewasa pun tidak akan sampai pada taraf berpikir abstrak. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Intelek Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi/kemampuan berpikir remaja, ada yang berpandanganbahwa adalah keliru jika IQ dianggap bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Menurut Andi Mappiare (1982: 80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain: 1) Bertabahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr reflektif. 2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa berpikir proporsional. 3) Adanya kebebasan berpikir,menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalahdan menarik kesimpulan yang baru dan benar. Tiga kondisi di atas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan intelegensi, yakni: 1)Fungsi intelegensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis. 2) Berkembangnya usia menyebabkan berkembangnya struktur intelegensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif. Wechsler berpendapat bahwa keseluruhan intelegensi seseorang tidak dapat diukur. IQ adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kira-kira karena selalu dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan faktor-faktor individual dan situasional. a. Peranan Pengalaman dari Sekolah Terhadap Intelegensi Sejauh mana pengalaman meningkatkan intelegensi anak?Penelitian tentang pengaruh taman indria terhadap IQ telah dilaporkan oleh Wellman (1945) berdasarkan 50 kasus studi. Rata-rataa tingkat IQ asal mereka adalah da atas 110. Merka yang mengalami prasekolah sebelum sekolah dasar, menunjukan perbedaan kemajuan atau ”gained”, dalam rata-rat IQ mereka lebih besar daripada mereka yang tidak mengalami prasekolah.Perbedaan kemajuan nilai rata-rata IQ bagi mereka yang baru satu tahun saja belajar (bersekolah pada pra-sekolah)adalah 5,4 skala IQ per seorang siswa. Angka ini jauh lebih tinggi daripada siswa-siswa yng tidak memasuki prasekolah sebelumnya, yaitu menunjukan rata-rata hanya mengalami perubahan nilai I hanya sebesar 0,5 skala IQ perseorang siswa Pengertian dan Karakteristik Multipel Intelegensi A. PENGERTIAN MULTIPEL INTELEGENSI/KECERDASAN GANDA Istilah intelegensi atau kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai pendidik. Namun sejalan dengan perkembangun ilmu pengetahuan, ilmu tentang intelegensi pun berkembang. Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manilsia secara fisik maupun potensi n.ya. Seorang filsuf, Prof. Robert Ornstein dari Universitas California, meneliti tentang potensi otak dan sifat-sifat fisiknya. Otak merupakan sekumpulan jarinDan saraf yang terdiri dari dua bilgl£ln, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar terdiri dari 2 belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan, kedua belahan tersebut dihubungkan oleh• serabut saraf. la menemukan bahwa otak rnanusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang kita bayan-kan. Kedua belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri mempunyai fungsi masing-masing. Belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup matematika, bahasa, lo;ika, analisis, menulis, dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis. Sedangkan otak sebelah kanan menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup imajinasi, warna, musik, iramaritme, melamun dan tlktIVItiIS-tlktlVltaS lain yang sejenis. la mengatakan bahwa semua manusia memiliki semua kemampuan tersebut karena setiap manusia memiliki satu otak yang utuh. Proses berpikir, menurut Ornstein, adalah menyajikan dan menangkap kombinasi informasi yang kompleks antara katH-kata, gambar warna., suara, dan la'rn-lain mendekati operasi alamiah dan berpikir. Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard, meneliti tentana intelegensi/kecerdasan manusia. la mengatakan bahwa IQ tidak boleh diangbap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak den-an tes-tes IQ. la mengatakan bahwa tes IQ hanya mampu men;ukur kemampuan seseoranb dalam mengerjakan tes IQ tersebut saja. Selanjutnya, ia menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan. la menyebutnya dengan inteligensi ganda atau Multiple lmclligences. Yang dinmksud dengan multipel inteleaensi/inteligensi majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu Imar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya. Sama seperti Ornstein, Gardner Imenyebutkan bahwa intelegensi seseorang terdiri dari intelegensi b21h2lSil/Ilngllltitlk, logis mat ematis, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis. Perbedaan pendapat antara Ornstein dan Gardner adalah Gardner tidak memisahkan letak jenis-jenis intelegensi di belahan otak. la lebih mengutamakan bahwm jenis-jenis intelegensi tersebut 11,11-Us dikembangkan secara berimbang, agar setiap individu dapat men-embangkan seluruh kemampuannya secara maksimal. Pada dasarnya setiap anak memiliki kedelapan intelegensi tersebut. Hanya saja, sering tidak semuanya terasah dengan baik oleh orang tua, pendidik di sekolah, atau sistem pendidikan (kurikulum) nasional, sehingga kurang berkembang. Padahal dengan mengembangkan seluruh potensi intelegensi anak sejak dini, berarti kita memberi anak jalan untuk lebih , mudah mencapai puncak sukses kelak di kemudian hari. Kebanyakan anak memiliki sejumlah intelegensi yang dominan dengan gaya belajar yang berbeda yang diekspresikan dengan cara yang berbeda. Jika kita melihat anak tidak tertarik pada satu bidang tertentu, dimungkinkan anak tersebut mempunyai lebih dari satu intelegensi primer. Namun, dapat juga berarti sebaliknya, anak tersebut belum cukup matang untuk mengembangkan satu minat yang kuat. Ormstein dan Gardner sependapat bahwa selul-uh potensi otak tersebut harus diberdayakan untuk mencapai kompetensi tertentu baik untuk kegiatan pembelajal-an di sekolah ataU pendidikan di rumah. Seluruh potensi otak diberi kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitas dan stimulus yang diberikan dan disesuaikan den-an kebutuhan masing-masing individu. Guru perlu mengembangkan suatu program pembelajaran yang dapat memberdayakan dan mengembangkan intelegensi-intelegensi tersebut yang dimiliki setiap anak didik untuk mencapai kompetensi tertentu dalam suatu kurikulum. Dan pada akhirnya anak didik menjadi cerdas karena seluruh intelegensinya berkembang secara berimbang. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang menjelaskan bahwa Pendidikan adalah US£lha Sadill' dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Mahasiswa sekalian, apakah Anda sudah mengerti apa yang dimaksud dengan multipel intelegensi? Jika belum Anda dapat membaca kembali baaian-bagian yang belum dipahami. Jika sudah, "bagus". Selanjutnya mari kita lanjutkan pembahasan mengenai karakteristik kecerdasan. B. KARAKTERISTIK INTELEGENSI/KECERDASAN Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal. Mari kira bahas kecerdasan tersebut satu per satu. 1. Intelegensi Berbahasa (Linguistik) Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir den-an kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Anak dengan intelegensi/kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap makna dan susunan kata-kata dan mereka sering menggunakan perbendaharaan kata yang luas. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa. a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng. b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing. c. Pandai merighubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik. d. Pandai mengingat dan menghafal. e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan 2. Intelegensi Logis-Matematis Intelegensi Logis-Matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, sepertikemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Intelegensi/kecenderungan ini membuat anak memiliki kemampuan mengenali pola-pola suatu kejadian dan susunannya, mereka senang bekerja dengan angka, ingin mengetahui sejauh mana cara kerja suatu benda. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi logis-matematis. a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau meran-kai teka-teki. b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka. c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario. d. Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif e. Senangsilogisme. f. Senang berpikir abstraksi dan simbolis g. mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya. 3. Intelegensi Visual Spasial Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan ,rambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu ebjek. Anak dengan Intelegensi/kecerdasan ini memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang aspek-aspek alam seperti menggambar pemandangan. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi visual spasial. a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel. b. Peka terhadap citra, warna, dan seba`;ainya. c. Pandai memvisualisasikan ide. d. Inlajinasinya aktif. e. Mudah menemukan jalan dalam ruang. f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut. g. Senang membuat rumah-rumahan dari balok h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang. Mahasiswa sekalian, kita telah membahas 3 karakteristik Intelegensi, apakah Anda sudah dapat memahami. ketiga karakteristik Intelegensi tersebut? Jika belum, Anda dapat membacanyu sekali lagi! Jlka sudah, “Bagus". Mari kita lanjutkan pembahasan jenis kccerdasan berikutnya. 4. Intelegensi Musikal Intelegensi musikal adolah kemampuan berpikir den-an nnd,l, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Anak dentan Intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titi nada, melodi, ritme dan nada. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kenuunpuan dalam Intelegensi musikal. a. Pandai mengubah atau mencipta musik. b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik c. Senang dan pandai bernyanyi, bcrscnandung d. Pandai menooperasikan musik serta menjag,i ritme. e. Mudah menangkap musik. f. Peka terhadap suara dan musik. g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik. h. Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama. 5. Intelegensi Kinestetik Tubuh Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan.motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Anak den-an intelegensi ini mampu menggunakan tubuh secara terampil dan menangani benda-benda denaan tanokas, umumnya mereka lebih mudah mengingat Sesuatu dengan melakukan aerakan daripada melihat atau mendengar. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestetik. a. Senang menari, akting. b. Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu. c. Mudah berekspresi dengan tubuh. d. Mampu memainkan mimik. e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh. f. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi. g. Senang dan efektif berpikir sambil beijalan, berlari, dan berolah raga. h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk. i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama. j. Senang kegiatan di luar rumah. 6. Intelegensi Intrapersonal lntelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan retleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini biasanya suka mencatat apapun yang dipikirkan dan dirasakan, mampu menentukan dan memutuskan sendiri lanbkah yang akan dipilih, menyadari kelebihan dan keterbatasinnya, gemar menikmati rekreasi sendirian seperti menyendiri di kamar sambil mendencarkan musik. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi intrapersonal. a. Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi. b. Mudah mencelola dan menguasai perasaannya. c. Sering mengamatj dan mendengarkan. d. Bisa bekerja sendirian dengan baik. e. Mampu mencananbkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas. f. Beijiwa independen/bebas. g. Mudah berkonsentrasi. h. Keseimbangan diri. . i. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda. j. Sadar akan realitas spiritual. Mahasiswa sekalian, telah enam (6) karakteristik kecerdasan yang kita bahas. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam mempelajarinya'? Jika ya, Anda dapat membacanya lagi atau mencatat hal-hal yang belum jelas yang bisa Anda bahas dengan teman dalam kegiatan tutorial. Jika sudah jelas, "bagus". Mari kita lanjutkan dengan jenis kecerdasan berikutnya. 7. Intelegensi Interpersonal (Sosial) Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkoMLinikasi dan berinteraksi den-an orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak denban kecerdasan – ini biasanya memiliki banyak teman, menyukai permainan yang memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara teman-temannya, menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan d,ilam inteleaensi interpersonal. a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi. b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekeija sama dalam tim. c. Senang permainan berkelompok daripada individual. d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain. e. Senano berkomunikasi verbal dan non-verbal. f. Peka terhadap teman. g. Suka memberi feedhack. h. Muduh mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain. 8. Intelegensi Naturalis Intelegensi Naturalis adalah kemampuan untuk menuthami gejala alam. Anak dengan kecerdasan ini mampu mengenali dan mcnoelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, ini biasanya banyak benada di luar ruangan, suka mengumpulkan batu-batuan dan menangkap serangga, senang berhubunaan dengan alam seperti merawat tanaman atau bin,Uanc. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi naturalis. a. Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi den-an binatang, berburu. b. Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman. c. Senang kegiatan di alam terbuka. Anda janban terjebak dengan urutan pembahasan kedelapan intelegensi tersebut. Penomoran tersebut hanya dilakukan untuk memudahkan dalam pembahasan saja. Pada dasarnya, kedelapan intelegensi ini memiliki kekuatan dan bobot yang sama. Hasil pengembangan suatu jenis intelegensi akan sangat terbantung pada baaaimana kita menempatkannya. Untuk lebih jelasnya dapat Anda lihat padl gambar berikut. Gambar 7.1 Karakteristik Intelegensi (Sumber: Rose Et Nicholl, 2002, ha1.150) Untuk memperdalam pemahanutn Anda mengenai nuueri di atas, kerjakanlah IiltIhlln berikut! 1) Apa yang dimaksud den-an Multiple Intelligensi? Jelaskan jawaban Anda! 2) Bayaimana pendapat Anda tentang pendapat yang mengatakan bahwa seseoran;g hanya memiliki satu intelegensi saja? Jelaskan alasan Anda! 3) Buatlah contoh kemampuan untuk setiap jenis intelcgensi! Setiap jcnis intelegensi minimal 3 contoh kemampuan. 4) Jelaskan persamaan dan perbedaan pendapat Ornstein dan Gardner tentanu otak manusia! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Coba Anda baca kembali pendapat/hasil temuan Ornstein dan Gardner, kemudian Anda tentukan siapa yan- menjelaskan tentang multiple intelegensi. Setelah itu, Anda jelaskan pengertian mulfiplc intelegcnsi dengan bahasa Anda sendiri. 2) Untuk dapat menyatakan pendapatt terhadap pernyataan orang lain Anda harus memahami benar tentang teori multiple intelegensi. Jiku Anda telah menguasai den-an baik, tentu Anda dapat menyatakan pendapat Anda dengan alasan yang jelas. 3) Untuk dapat membuat contoh-contoh setiap intelegensi, Anda harus memallami benar penoertian setiap inlelegcnsi tersebut. Oleh karena itu, pelajarilah setiap jenis intelegensi dengan baik kemudian Anda membuat contoh-contoh tersebut. Jika telah selesai, reba periksa kembali apakah contoh-contoh yang Anda buat tidak terbalik.

1 komentar:

  1. Tapi kenapa tidak ada satu pun tes IQ Binet, Raven dan Wechsler yang memasukkan sub tes Musik, Kecerdasan Interpersonal - Intrapersonal dan Kecerdasan Naturalis? Dari 8 tipe kecerdasan manusia dari Psikolog Howard Gardner hanya ada 3 jenis kecerdasan yang diukur lewat tes IQ pada umumnya yaitu Kecerdasan Linguistik, Logis Matematis ( Subtes Verbal ) dan Visual Spasial ( Subtes Non Verbal ).

    BalasHapus