Minggu, 11 Januari 2015

makalah psikologi anak



MAKALAH
DEVINISI INTELIGENSI /IQ DAN MULTIPLE INTELLIGENSI
Tugas ini di ajukan untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan Anak
Dosen Pengampu : Nikmah Rahmawati


















Di Susun Oleh :
1.  Khoirun Ni’am
2.  Nighlatul Asma
3.  Jamroji
4.  Muhlisin


DMS-M PGMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN WALI SONGO SEMARANG
2014
Rumusan Masalah :
1.     Pengertian Inteligensi
2.     Hubungan Inteleg dan Tingkah laku
3.     Faktor-faktor yang memepengaruhi perkembangan inteleg
4.     Pengertian Multipel Intelegensi/Kecerdasan Ganda






























I.                   PENGERTIAN INTELIGENSI
Menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.
Wangmuba, Materi Psikologi, Psikologi Umum, Inteligensi merupakan suatu konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Kemampuan-kemampuan yang spesifik ini memberikan pada individu suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau ketrampilan tertentu setelah melalui suatu latihan.
intelegensi menurut “Claparde dan Stern” adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi dan kondisi baru.
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.
K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.
David Wechster (1986). Definisinya mengenai intelegensi mula-mula sebagai kapasitas untuk mengerti ungkapan dan kemauan akal budi untuk mengatasi tantangan-tantangannya. Namun di lain kesempatan ia mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. 
Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa:
a. Intelegensi itu ialah faktor total berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan, fantasi, penasaran, perhatian, minat dan sebagainya juga mempengaruhi intelegensi seseorang).
b. Kita hanya dapat mengetahui intelegensi dari tingkah laku atau perbuatannya yang tampak. Intelegensi hanya dapat kita ketahui dengan cara tidak langsung melalui “kelakuan intelegensinya”.
c. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemapuan yang dibawa sejak lahir saja, yang penting faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan.
d. Bahwa manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru, dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan itu.
Menurut English & English dalam bukunya " A Comprehensive Dictionary of Psichological and Psychoalitical Terms" , istilah intellecct berarti antara lain :
(1) Kekuataan mental dimana manusia dapat berpikir ;
(2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang      berkenaan    dengan berpikir ( misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami); dan
(3) kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir; (bandingkan dengan intelligence. Intelligence =intellect).
Menurut Wechler (1958) mermuskaan intelligensi sebagai "keseluruhan ke-mampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
Deskripsi perkembangan fungsi-fungsi kognitif secara kuantitatif dapat dikembangkan berdasarkan hasil laporan berbagai studi pengukuran dengan menggunakan tes inteligensi sebagai alat ukurnya, yang dilakukan secara longitudinal terhadap sekelompok subjek dari dan sampai ketingkatan usia tertentu secara test-retest yang alat ukurnya disusun secara sekuensial (Standfort revision benet test).
Dengan menggunakan hasil pengukuran test inteligensi yang mencakup general (Infomation and Verbal Analogies, Jones and Conrad (Loree, 1970 : 78) telah mengembangkan sebuah kurva perkembangan Inteligensi, yang dapat di tafsirkan anatara lain sebagai berikut :
1). Laju perkembangan Inteligensi pada masa remaja-remaja berlangsung sangat pesat,
2). Terdapat variasi dalam saatnya dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis kecakapan khusus
tertentu).
Ditinjau dari perkembangan kogninif menurut piaget, masa remaja sudah mencapai tahap operasi formal (operasi = kegiatan-kegiatan mental tentang berbagai gagasan). Remaja, secara mental telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang abstrak dengan kata lain, berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak, serta sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah dari pada berfikir kongkrit.

II.                 Hubungan Intelek Dengan Tingkah Laku
Kemampuan berfikir abstrak menunjukka perhatian seseorang terhadap kejadian dan peristiwa yang tidak kongkrit, misalnya ; pilihan pekerjaan, corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup yang sebenarnya masih jauh didepannya. Bagi remaja, corak perilaku pribadinya dihari depan, dan corak tingkah lakunya sekarang akan berbeda. Kemampuan abstrak akan berperan dalam perkembanangan kepribadiannya.
Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini (yang diakibatkan kemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa.
Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam pikirannya.
1. Cita-cita dan idialisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh, dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.
Kemampuan abstraksi mempermasalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam pikirannya. Situasi ini (yang diakibatkan kemampuan abstraksi) akibatnya dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan putus asa.
Disamping itu organ sentris masih terlihat dalam pikirannya.
1. Cita-cita dan idialisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat lebih jauh, dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Masih sulit membedakan pokok perhatian orang lain daripada tujuan perhatian diri sendiri. Pandangan dan penilaian diri sendiri dianggap sama dengan pandangan orang lain mengenai dirinya.
III.              Faktor-Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Intelek
Dalam hubungannya dengan perkembangan intelegensi/kemampuan berpikir remaja, ada yang berpandanganbahwa adalah keliru jika IQ dianggap bisa ditingkatkan, yang walaupun perkembangan IQ dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Menurut Andi Mappiare (1982: 80) hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain:
1) Berta
mbahnya informasi yang disimpan(dalam otak)seseorang sehingga ia mampu berpikr reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang bisa berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir,menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalahdan menarik kesimpulan yang baru dan benar.
Tiga kondisi di atas sesuai dengan dasar-dasar teori Piaget mengenai perkembangan intelegen
si, yakni:
1)Fungsi intelegensi termasuk proses adaptasi yang bersifat biologis.
2) Berkembangnya usia menyebabkan berkembangnya struktur intelegensi baru, sehingga pengaruh pula terhadap terjadinya perubahan kualitatif.
Wechsler berpendapat bahwa keseluruhan intelegensi seseorang tidak dapat diukur. IQ adalah suatu nilai yang hanya dapat ditentukan secara kira-kira karena selalu dapat terjadi perubahan-perubahan berdasarkan faktor-faktor individual dan situasional.
IV.             Pengertian dan Karakteristik Multipel Intelegensi

PENGERTIAN MULTIPEL INTELEGENSI/KECERDASAN GANDA
Istilah intelegensi atau kecerdasan bukanlah sesuatu yang baru bagi kita sebagai pendidik. Namun sejalan dengan perkembangun ilmu pengetahuan,
Ilmu tentang intelegensi pun berkembang, Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia secara fisik maupun potensi nya.
Seorang filsuf, Prof. Robert Ornstein dari Universitas California, meneliti tentan
g potensi otak dan sifat-sifat fisiknya. Otak merupakan sekumpulan jaringan saraf yang terdiri dari dua bagian, yaitu otak besar dan otak kecil. Otak besar terdiri dari 2 belahan, yaitu belahan kiri dan belahan kanan, kedua belahan tersebut dihubungkan oleh serabut saraf. la menemukan bahwa otak rnanusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan. Kedua belahan  yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri mempunyai fungsi masing-masing. Belahan otak kiri mengendalikan aktivitas-aktivitas mental yang mencakup matematika, bahasa, logika, analisis, menulis, dan aktivitas-aktivitas lain yang sejenis. Sedangkan otak sebelah kanan menangani aktivitas-aktivitas yang mencakup imajinasi, warna, musik, iramaritme, melamun dan aktifitas-aktifitas lain yang sejenis. la mengatakan bahwa semua manusia memiliki semua kemampuan tersebut karena setiap manusia memiliki satu otak yang utuh. Proses berpikir,
menurut Ornstein, adalah menyajikan dan menangkap kombinasi informasi yang kompleks antara katH-kata, gambar warna., suara, dan la'rn-lain mendekati operasi alamiah dan berpikir.
       Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard, meneliti tentang intelegensi/kecerdasan manusia. la mengatakan bahwa IQ tidak boleh diangap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak.
Ormstein dan Gardner sependapat bahwa seluruh potensi otak tersebut harus diberdayakan untuk mencapai kompetensi tertentu baik untuk kegiatan pembelajaran di sekolah atau pendidikan di rumah. Seluruh potensi otak diberi kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitas dan stimulus yang diberikan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.
B. KARAKTERISTIK INTELEGENSI/KECERDASAN
Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal.
1. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir den-an kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis.

2. Intelegensi Logis-Matematis
Intelegensi Logis-Matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, sepertikemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Intelegensi/kecenderungan ini membuat anak memiliki kemampuan mengenali pola-pola suatu kejadian dan susunannya, mereka senang bekerja dengan angka, ingin mengetahui sejauh mana cara kerja suatu benda.

3. Intelegensi Visual Spasial
Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan ,rambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu ebjek. Anak dengan Intelegensi/kecerdasan ini memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang aspek-aspek alam seperti menggambar pemandangan.

4. Intelegensi Musikal
Intelegensi musikal ad
alah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Anak dengan Intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titi nada, melodi, ritme dan nada.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan
motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan.
Anak dengan intelegensi ini mampu menggunakan tubuh secara terampil dan menangani benda-benda dengan tangkas, umumnya mereka lebih mudah mengingat Sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar.

6. Intelegensi Intrapersonal
lntelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan re
fleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini biasanya suka mencatat apapun yang dipikirkan dan dirasakan, mampu menentukan dan memutuskan sendiri dan bahkan yang akan dipilih, menyadari kelebihan dan keterbatasannya, gemar menikmati rekreasi sendirian seperti menyendiri di kamar sambil mendencarkan musik.

7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berko
munikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak dengan kecerdasan  ini biasanya memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara teman-temannya, menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain.

8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi Naturalis adalah kemampuan untuk menuthami gejala alam. Anak dengan kecerdasan ini mampu mengenali dan m
engelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, ini biasanya banyak benada di luar ruangan, suka mengumpulkan batu-batuan dan menangkap serangga, senang berhubunaan dengan alam seperti merawat,


RANGKUMAN
1. Pada dasarnya semua orang memiliki kedelapan potensi inteleaensi (bahasa/linguistik, logis-matematis, visual spasial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, musikal, dan naturalis karena semua orang memiliki struktur btak yang sama, hanya saja sering intelegensi tersebut tidak terasah den-an baik. Dengan mengasah seluruh intelegensi anak, berarti kita telah memberi anak jalan yang lebih mudah untuk mencapai tujuan hidup atau puncak kariernya.
2. Setiap intelegensi tidak berdiri sendiri, artinya setiap inteleyensi saling terkait satu sama lain.
3. Menurut Gardner dan Ormstein, kedelapan intelegensi tersebut diberi kesempatan yang sama melalui berbagai aktivitas dan stimulus sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu siswa.
4. Intelegensi seseorang dapat hilang sejalan dengan kerusakan otak, baik karena sakit ataupun kecelakaan.
5. Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal.
























B. KARAKTERISTIK INTELEGENSI/KECERDASAN
Ada delapan karakteristik intelegensi/kecerdasan yang dikemukakan oleh Howard Gardner, yaitu intelegensi berbahasa/linguistik, intelegensi logis-matematis, intelegensi visual-spasial, intelegensi kinestetis, intelegensi musikal, intelegensi naturalis, dan intelegensi interpersonal, serta intelegensi intrapersonal.
1. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir den-an kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Anak dengan intelegensi/kecerdasan ini memiliki kepekaan terhadap makna dan susunan kata-kata dan mereka sering menggunakan perbendaharaan kata yang luas. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa.
a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.
b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c. Pandai merighubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tertulis. Pandai menafsirkan kata-kata atau paragraf baik secara lisan maupun tertulis. Senang mendengarkan musik dan sebagainya dengan baik.
d. Pandai mengingat dan menghafal.
e. Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan

2. Intelegensi Logis-Matematis
Intelegensi Logis-Matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, sepertikemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah dan matematis. Intelegensi/kecenderungan ini membuat anak memiliki kemampuan mengenali pola-pola suatu kejadian dan susunannya, mereka senang bekerja dengan angka, ingin mengetahui sejauh mana cara kerja suatu benda. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi logis-matematis.
a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau meran
gkai teka-teki.
b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.
d. Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif
e. Senangsilogisme.
f. Senang berpikir abstraksi dan simbolis
g. mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.

3. Intelegensi Visual Spasial
Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan ,rambar. Seperti kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu ebjek. Anak dengan Intelegensi/kecerdasan ini memiliki kemampuan memahami alam secara akurat dan menciptakan ulang aspek-aspek alam seperti menggambar pemandangan. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi visual spasial.
a. Senang merancang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.
b. Peka terhadap citra, warna, dan seba`;ainya.
c. Pandai memvisualisasikan ide.
d. Inlajinasinya aktif.
e. Mudah menemukan jalan dalam ruang.
f. Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
g. Senang membuat rumah-rumahan dari balok
h. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang.

4. Intelegensi Musikal
Intelegensi musikal ad
alah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Anak dengan Intelegensi ini memiliki kepekaan terhadap pola titi nada, melodi, ritme dan nada. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam Intelegensi musikal.
a. Pandai mengubah atau mencipta musik.
b. Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik
c. Senang dan pandai bernyanyi, bcrs
enandung
d. Pandai men
goperasikan music
e. Mudah menangkap musik.
f. Peka terhadap suara dan musik.
g. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik.
h. Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama.

5. Intelegensi Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan
motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan.
Anak dengan intelegensi ini mampu menggunakan tubuh secara terampil dan menangani benda-benda dengan tangkas, umumnya mereka lebih mudah mengingat Sesuatu dengan melakukan gerakan daripada melihat atau mendengar. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestetik.
a. Senang menari, akting.
b. Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu.
c. Mudah berekspresi dengan tubuh.
d. Mampu memainkan mimik.
e. Cenderung menggunakan bahasa tubuh.
f. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi.
g. Senang dan efektif berpikir sambil beijalan, berlari, dan berolah raga.
h. Pandai merakit sesuatu menjadi suatu produk.
i. Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
j. Senang kegiatan di luar rumah.

6. Intelegensi Intrapersonal
lntelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan re
fleksi diri dan bermetakognisi. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini biasanya suka mencatat apapun yang dipikirkan dan dirasakan, mampu menentukan dan memutuskan sendiri dan bahkan yang akan dipilih, menyadari kelebihan dan keterbatasannya, gemar menikmati rekreasi sendirian seperti menyendiri di kamar sambil mendencarkan musik. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi intrapersonal.
a. Mampu menilai diri sendiri/introspeksi diri, bermeditasi.
b. Mudah mencelola dan menguasai perasaannya.
c. Sering mengamatj dan mendengarkan.
d. Bisa bekerja sendirian dengan baik.
e. Mampu mencananbkan tujuan, menyusun cita-cita dan rencana hidup yang jelas.
f. Beijiwa independen/bebas.
g. Mudah berkonsentrasi.
h. Keseimbangan diri. .
i. Senang mengekspresikan perasaan-perasaan yang berbeda.
j. Sadar akan realitas spiritual.

7. Intelegensi Interpersonal (Sosial)
Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berko
munikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Anak dengan kecerdasan  ini biasanya memiliki banyak teman, cenderung jadi penengah di antara teman-temannya, menjadi pemain tim yang istimewa karena mampu bekerjasama dengan baik dengan kata lain terampil berhubungan dengan orang lain. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan d,ilam inteleaensi interpersonal.
a. Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.
b. Mampu bersosialisasi, menjadi mediator, bermain dalam kelompok/klub, bekeija sama dalam tim.
c. Senang permainan berkelompok daripada individual.
d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
e. Senano berkomunikasi verbal dan non-verbal.
f. Peka terhadap teman.
g. Suka memberi feedhack.
h. Muduh mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.

8. Intelegensi Naturalis
Intelegensi Naturalis adalah kemampuan untuk menuthami gejala alam. Anak dengan kecerdasan ini mampu mengenali dan m
engelompokkan sejumlah binatang atau tanaman, ini biasanya banyak benada di luar ruangan, suka mengumpulkan batu-batuan dan menangkap serangga, senang berhubunaan dengan alam seperti merawat,
 Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi naturalis.
a. Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi den-an binatang, berburu.
b. Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.
c. Senang kegiatan di alam terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar